aku rekomendasikan untuk ditonton...
Punya nenek yang tinggal di desa terpencil dan hidup sendiri? Ya, tapi yang udah ngga punya nenek juga tak apa sih. Toh, suatu saat nanti yang namanya perempuan pasti jadi ibu dan nenek. The Way Home film yang menceritakan tentang seorang nenek dan cucunya ini recommended banget buat ditonton :smile: .
Punya nenek yang tinggal di desa terpencil dan hidup sendiri? Ya, tapi yang udah ngga punya nenek juga tak apa sih. Toh, suatu saat nanti yang namanya perempuan pasti jadi ibu dan nenek. The Way Home film yang menceritakan tentang seorang nenek dan cucunya ini recommended banget buat ditonton :smile: .
Sang-woo (Yoo Seung-ho)
seorang anak laki-laki berumur 7 tahun dan tinggal di kota Seoul. Saat
musim panas dia dan ibunya pergi ke rumah neneknya yang jauh dari kota.
Bahkan butuh waktu berjam-jam untuk menunggu bus yang mengangkut
penumpang ke kota di desa tersebut. Nenek Sang-woo (Kim Eul-boon)
tinggal sendiri di rumahnya yang kecil tanpa adanya fasilitas hidup
seperti toilet dan saluran air. Usianya yang sudah 70-an juga membuat
dia bergerak lambat dan harus memakai tongkat. Selain itu dia juga tidak
bisa bicara.
Ibu Sang-woo (Dong Hyo-hee)
datang ke sana untuk menitipkan anaknya kepada sang nenek. Alasannya si
ibu mau mencari pekerjaan dulu di kota, dia akan mengambil Sang-woo
sampai ia mendapat pekerjaan baru. Sang-woo dititipkan ke neneknya
dibekali dengan beberapa mainan dan persediaan junk food.
Selama tinggal dengan neneknya, Sang-woo
selalu bersikap kasar dan tidak sopan terhadap nenek *sampe gemes liat
kelakuannya dan pengen jitak :mad:
*. Tapi si nenek selalu menerima dengan sabar kelakuan cucunya. Nenek
pun selalu mendahulukan keinginan Sang-woo dibandingkan dengan dirinya
sendiri.
Di desa itupun ada dua orang anak yang
kurang lebih seumuran dengan Sang-woo. Mereka adalah Cheol-yee dan Hae
Yeon. Ternyata Sang-woo menyimpan rasa suka terhadap Hae Yeon dan
berusaha untuk mendapatkan perhatian darinya agar bisa bermain bersama.
Namun dia lebih memilih untuk bermain bersama Cheol-yee. Tidak terima
dengan kenyataan tersebut Sang-woo berusaha untuk terus-menerus
menjahili Cheol-yee.
Di akhir banyak adegan-adegan mengharukan
antara si nenek dan Sang-woo. Bagian terfavorit saya pas Sang-woo
ngajarin neneknya nulis dan buat kartu pos dari krayon untuk neneknya
komunikasi kalau suatu saat nenek sakit atau rindu dia. Pada akhirnya
hati Sang-woo memang luluh karena sikap neneknya *spoiler :razz:
*. Tapi, ada tapinya nih… gimana sih cara sang nenek menundukan
Sang-woo yang nakal itu? Tonton sendiri aja ya! Wajib banget ditonton
karena film ini dibuat untuk didedikasikan kepada seluruh nenek yang ada
di dunia. Jangan lupa siapin tissue atau sapu tangan :cry: .
Buat saya sendiri film ini ngena
banget di hati penonton walaupun sepanjang cerita agak sunyi karena
percakapannya tidak terlalu banyak. Realitanya juga memang banyak orang
lanjut usia yang hidup sendiri di desa tanpa adanya sanak keluarga dan
itu tidak hanya terjadi di Korea. Faktanya kalau lihat di berita dan
acara reality show di Indonesia, banyak kakek/nenek yang
ditinggal keluarganya di desa. Mereka juga harus berjuang untuk bertahan
hidup dengan keadaan ekonomi yang sulit serta penyakit yang
dideritanya.
Mirisnya terkadang mereka juga harus
menanggung hidup anggota keluarga yang keadaannya sakit juga. Apalagi di
zaman seperti sekarang dengan sistem kapitalis yang menilai segalanya
dengan uang. Udah tua dari segi umur ditambah mereka juga harus jadi
tulang punggung keluarganya.
Sama seperti neneknya Sang-woo dia harus
berjuang membiayai hidupnya sendiri. Tulus dan care sama orang yang ada
di sekitarnya, pas ada tetangganya sakit dia berusaha memberi yang
terbaik :cry: . Begitu nonton film ini saya juga jadi teringat kakek dan nenek saya.
Keduanya masih ada sekarang. Nenek saya
mengalami stroke dan tidak bisa berjalan karena sebagian anggota
tubuhnya lumpuh. Beliau baik dan sangat perhatian, beberapa teman yang
sudah pernah bertemu nenek saya juga selalu bilang kalau dia baik. Ya,
walaupun kadang-kadang nenek agak rese dan rewel kaya anak kecil but
it’s ok. Terkadang perhatiannya juga terlalu berlebihan dan bikin saya
ngga enak hati.
Selain itu kalau ke rumah nenek harus
siap jadi perawatnya; bantu beres-beres rumah, cuci piring, masak,
nganter nenek ke toilet, mandiin dan makein baju nenek, dll. Pokoknya
seluruh pekerjaan rumah tangga jadi saya yang ambil alih karena kasian
dong, kakek juga keadaannya memang kurang baik kalau harus ikut
bantu-bantu.
Makanya selagi kakek/neneknya masih ada
diperlakukanlah dengan baik. Setidaknya kalau mereka hidup jauh dengan
keluarga yang di kota ketika berkunjung kita bisa memberi kontribusi
untuk mereka. Selamat menonton! :D
aku lagi balank. so aku copas cerita ini dari http://bibliofilland.wordpress.com
gomennasai...
gomennasai...