Selasa, 17 Juli 2012

Saya Merasa

saya
saya merasa
saya merasa hidup
saya merasa jantung saya berdenyut
saya merasa hidup dan tubuh saya menari sesuai irama
saya merasakan detak jantung saya
saya merasakan hati saya
saya merasakan hidup saya
saya merasa hidup
saya merasa
saya


A Course In Miracles

Minggu, 15 Juli 2012

SADARLAH !!!


#”sadarlah”#

Beribu kata sudah terangkai dari mulutku
Dan betapa bodohnya aku
Ketika disentuh kata “sadarlah” dari orang lain.
Alangkah bodohnya aku selama ini
Aku terus berlari mengejar waktu
Dan selalu saja, waktu terus menang dari ku

Aku selalu merasa yang terbaik
Dengan predikat yang kuperoleh
Diiringi pujian- pujian yang menerbangkan ku

Pujian dari mereka membuatku merasa tinggi
Dan ketika aku sadar
Hal itulah yang membuatku jauh dari mereka

Dikarenakan ria dan takabbur
Yang membuatku mengentengkan segala hal
Hingga tak kusadari apa yang telah berlalu.
Dan satu kata itu
Menampakkan semua keburukan ku
Di mata ku sendiri.

L..N.D.

Enda Nasution “Bapak Blogger Indonesia”


Enda Nasution pantas merasa kecewa sekaligus takjub karena artikelnya yang mengupas tuntas tentang blog ditolak mentah-mentah oleh sejumlah media massa di tanah air. Kecewa karena ia merasa buah karyanya itu cukup lengkap sehingga sudah layak untuk dipublikasikan.
Enda pun merasa takjub bin heran karena ternyata negeri ini masih saja gagap dengan sinyal-sinyal peruba­han. Boleh jadi penolakan tersebut disebabkan karena pada kala itu, kebanyakan orang Indonesia masih tidak mengerti –atau tidak mau mengerti– tentang apa itu blog.
Akan tetapi, apa yang terjadi beberapa tahun kemudi­an? Makhluk bernama blog yang ingin dikenalkan oleh Enda namun ternyata tidak dianggap itu kini menjadi ajang un­juk gigi yang dinilai paling mutakhir dan efektif.
Kendati sedikit terlambat, Enda akhirnya mendapat ganjaran setimpal atas jerih payahnya selama ini: ia didaulat sebagai Bapak Blogger Indonesia.

“Kehadiran blog adalah peluang untuk menyingkirkan segala keter­batasan yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan informasi yang seluas-luasnya.” Ungkapnya.
Meraih Berkah Berkat Jerih Payah
Tulisan berjudul “Apa itu Blog?” karya Enda bisa dianggap sebagai artikel berbahasa Indonesia perta­ma yang paling komplit mengulas semua tentang blog. Enda mengibaratkan blog layaknya hewan kesayangan yang memerlukan perhatian dan perawatan. Dunia blog bukan dunia antah-berantah seperti yang ada di benak banyak orang selama ini. Meskipun gayung tak bersam­but, Enda terus berupaya memberikan pe­nyuluhan kepada publik agar tidak ragu untuk menggauli blog.
Dengan tekun, Enda tidak pernah berhenti mengenalkan apa itu blog, tahap demi tahap, mulai dari hal yang paling remeh dan mendasar hingga ke level yang lebih tinggi. Enda me­mandu jalan untuk menyusuri labirin blog yang saat itu masih asing bagi orang Indonesia.
Ketekunan Enda tampaknya tidak sia-sia. Hingga kini, artikel “Apa itu Blog?” yang dipajang di blog pribadi Enda, Enda.GoblogMedia.com, telah dianggap sebagai semacam kitab suci bagi para blogger se-Indonesia Raya, saking banyaknya orang yang mem­baca artikel karya Enda itu.
Sebelum kiprahnya yang memu­kau di semesta blog nasional, Enda sempat meniti karir sebagai copywriter di Ogilvy & Mather Jakarta. Perusahaan agensi bertaraf internasional yang berdiri sejak 1948 ini bergerak di bidang advertising, marketing, dan public relation.
Di belantika iklan dan marketing ini pun Enda tampil memuaskan, bahkan sukses menorehkan catatan manis. Tahun 2001 dan 2002, karya Enda untuk iklan Dancow dan Sampoerna A Mild berhasil men­yabet Indonesian Ad Award. Enda juga termasuk sebagai finalis dalam ajang Clio Advertising Award 2002.
Tak hanya itu, gelar The Hottest Cretive Person se-Asia tahun 2002 dan 2003 dari Campaign Brief Asia pun tersemat di dadanya. Cam­paign Brief Asia adalah majalah yang mengulas segala bentuk kreativ­itas yang dibuat oleh orang-orang kreatif untuk dinikmati oleh para kaum kreatif pula. Sejak diluncurkan pada 1998, Campaign Brief Asia telah mengukuhkan diri sebagai salah satu majalah creative advertising trade paling berpengaruh di Asia.
Meskipun sudah terbilang gemilang di ranah iklan, Enda ru­panya masih ingin belajar lebih banyak. Pada 2001, ia berkeputusan untuk merambah dunia baru dan mengenalkannya kepada masyarakat di negeri ini. Di tahun itulah Enda menulis artikel “Apa itu Blog?” yang apesnya pada saat itu ternyata tidak laku.
Enda pantang menyerah dan terus berproses di alam baru­nya itu. Pemilihan Umum 2004 menjadi salah satu moment penting dalam hidup Enda di jalan blog. Ia berinisiatif membuat blog pertama di Indonesia yang khusus mengulas tentang hiruk-pikuk Pemilu 2004, bernama Blog Pemilu 2004, dengan alamat di www.Pemilu2004.GoblogMedia.com.

Postingan pertama untuk Blog Pemilu 2004 mengangkat tajuk “Posting perdana: Some Ground Rules”. Dalam siar perdana ini, Enda menyampaikan kabar bahwa Blog Pemilu 2004 dibuat dengan tema sentral tentang Pemilu 2004, serta menyajikan berba­gai postingan yang bersifat informasi.
Kemudian, 5 hari sebelum digelarnya Pemilu Pemilihan Ang­gota Legislatif yang dihelat 5 April 2004, Enda memposting tu­lisan berjudul “Informasi tentang Pencoblosan” yang dilengkapi data survei dengan maksud agar pembaca semakin paham ten­tang tata cara Pemilu.
Lebih menariknya, dalam artikel ber­judul “Tentang Pilihan Golput”, Enda mengajak agar jangan menjadi Golput (Golongan Putih yang memilih tidak berpartisipasi dalam Pemilu).
Dengan memaksimalkan logika matematis, Enda berusaha meyakinkan kepada publik bahwa bagaimanapun juga, keputusan untuk menjadi Golput justru akan merugikan diri sendiri.
“Suara Golput tidak akan berpengaruh hanya disebabkan satu hal, yaitu jika seorang yang Golput tersebut memang tidak mempunyai hak memilih,” seru Enda dalam blog-nya.
“Jika partai yang leading ada­lah partai busuk, maka mereka yang Golput itu, dengan tanpa memilih, se­betulnya telah ikut memilih partai busuk itu!” lanjutnya. Terlepas dari berhasil atau tidak ajakan Enda, setidaknya ia telah memberikan sumbangsih yang cukup massif dalam upaya penyadaran politik bagi rakyat Indone­sia.
Tidak hanya gejolak politik saja yang menjadi perhatian Enda. Gelombang bencana alam, dari tsunami yang meluluh­lantakkan Aceh pada 2004, disusul gempa bumi Yogyakarta pada 2006, membuat Enda tergerak untuk mencipta sebuah blog berbahasa Inggris bernama “Indonesia Help-Earthquake and Tsunami Victims” yang dapat diakes melalui www.Indone­siaHelp.Blogspot.com.
Blog ini mengusung tagline “Online information about re­sources, aid and donations for quake and tsunami victims in Aceh & North Sumatra and now in Yogyakarta (May 2006) (In­donesia)”. Lewat blog ini, Enda tidak sekadar menyuguhkan informasi aktual mengenai pertolongan untuk korban dan perkembangan daerah bencana alam, namun juga menyerta­kan data komplit, termasuk alamat, nomor telepon, faksimili, dan rekening bank, apabila para pembaca dari seluruh dunia ingin menyalurkan bantuan.
Bisa jadi karena sepak-terjangnya itu, Enda dilirik oleh kaum blogger sejagat raya. Pada Desember 2005, Enda diun­dang untuk menghadiri pertemuan blogger dari seluruh du­nia dalam Global Voice 2nd Summit yang digelar di Kantor Pusat Reuters di London, Inggris. Global Voice Online adalah sebuah proyek yang digagas oleh Berkman Center for Internet & Society dari Fakultas Hukum Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Acara itu berhasil mengumpulkan sedikitnya 80 orang, yang terdiri atas para blogger dari seluruh dunia, perwakilan NGO, dan sejumlah awak media papan atas seperti BBC dan The Guardian. Enda patut berbangga hati dengan peristiwa monumental dalam perjalanan hidupnya itu. Pengalaman berharga tersebut dituangkan Enda dalam blog pribadinya le­wat artikel singkat yang berjudul “Sedikit Cerita tentang GVO Summit di London”.


Enda kembali di­undang dalam acara bertaraf internasional pada bulan November 2006, Asia 21 Young Leader Summit di Seoul, Korea Sela­tan. Enda bertemu dengan anak-anak muda berprestasi dari berbagai negara. Mereka ini berasal dari beraneka ragam pro­fesi. Dalam acara ini, Enda berkesempatan menjadi panelis pada sesi khusus tentang Citizen Journalism dan Blogging.
Kiprah Enda sebagai pakarnya blogger Indonesia semakin man­tap ketika ia didapuk menjadi chairman dalam Pesta Blogger 2007, event nasional tahunan para blogger Indonesia yang kala itu baru pertama kali diselenggarakan. Pada tahun-tahun berikutnya, Enda tetap dipercaya sebagai anggota Steering Committee Pesta Blogger.
Sepak terjang Enda di alam maya semakin nyata. Bersama Komu­nitas Langsat, ia menancapkan taringnya di ranah online. Pada April 2009, mereka membuat situs tentang politik bernama www.Politi­kana.com. Sebelumnya, Enda dan Komunitas Langsat sudah mengelola sejumlah web, seperti www.DagDigDug.com, www.Ngerumpi.com, www.CuriPandang.com, www.BicaraFilm.com, dan lainnya.
Semua situs itu berprinsip sama, yakni situs partisipatif yang diisi para penggunanya sendiri. Inilah intisari dari peran dan fungsi blog sebagai ujung tombak citizen journalism. Menurut Enda, ide ini belum populer di Indonesia. Untuk lebih mengoptimalkan sumber daya, akhirnya situs-situs itu ke dalam satu wadah besar yang ber­nama www.SalingSilang.com. Situs inilah yang menjadi salah satu masterpiece Enda Nasution di jagat cyber.
Asia 21 Young Leader Summit adalah pertemuan para anak muda Asia yang dinilai unggul di bidang masing-masing. Gerakan ini bertujuan untuk mempersiapkan para pemimpin masa depan yang memiliki semangat global dan berpikiran kreatif .
Tahun 2009, Enda Nasution bersama Komunitas Langsat mempelopori perjuangan pembebasan Prita Mulyasari, seorang ibu rumah tangga yang ditahan atas tuduhan pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Bahkan, mereka juga turut andil dalam “Gerakan Koin Keadilan untuk Prita Mulyasari” sebagai upaya untuk memperjuangkan keadilan bagi Prita.
Sepak terjang Enda masih terus berlanjut. Tahun 2011, Kantor Berita Jerman, Deutsche Welle, memilih Enda selaku salah seorang perwakilan blogger yang dipercaya sebagai juri dalam blog award (penghargaan blog) dengan tajuk The BOBs.
Merunut perjalanan Enda kian memperkuat keyakinan bahwa perannya di belantika blog nasional memang ter­hitung mumpuni. Enda tidak pernah patah arang untuk terus mengkampanyekan internet kepada seluruh warga Indonesia. Oleh karena itu, pantaslah kiranya jika gelar Bapak Blogger Indonesia disematkan kepada Enda Nasu­tion, sebagaimana bunyi dari artikel di The Jakarta Post yang berjudul “Enda Nasution: The ‘Father’ of Indonesian Bloggers”.
Jejak Langkah Sang Aktivis
Enda Nasution, pria yang kelahiran Bandung, Jawa Barat, pada 29 Juli 1975, ini pertama kali berjumpa dengan kom­puter ketika usia 10 tahun. Dapatlah dibayangkan seperti apa rupa komputer pada tahun 1985 itu. Tak hanya itu, pengoperasian komputer pada waktu harus dengan bahasa pro­gram yang memusingkan. Namun justru di sinilah keistimewaan seorang Enda di masa kecilnya. Adalah sebuah hal yang menarik apabila ada seorang anak berusia 10 tahun berminat untuk ber­gaul dengan benda asing yang bernama komputer itu.
Setelah lulus SMA, Enda melanjutkan pendidikannya di Insti­tut Teknologi Bandung (ITB). Di salah satu kampus papan atas di Indonesia itu, Enda diterima di Fakultas Teknik Sipil. Di masa inilah Enda mulai bersinggungan dengan teknologi baru ber­nama internet. Seperti pengakuan Enda, fase awal di mana ia mengenal internet terjadi pada era tahun 1995-1996. “Pada saat pertama kali dapat yang namanya akses internet, ya kebetulan dulu awal-awal ketika saya masih di Kampus ITB,” kenang Enda. Fasilitas internet di Indonesia pada saat itu masih sangat terbatas, tidak mudah, dan tentunya tidak murah.
Enda cukup beruntung karena kampusnya menyediakan fasilitas internet, meskipun hanya bisa diakses di tempat-tempat tertentu, salah satunya adalah lewat komputer yang teronggok di laboratorium. Pada jam-jam kerja, komputer berinternet itu tidak pernah lowong dari pengguna. Namun Enda tidak habis akal, ia nekat masuk ke laboratorium ketika ruangan sepi, yakni di malam hari. “Saya datang ke laboratorium dari jam 10 malam sampai pagi,” ungkap Enda.
Demi aktualisasi informasi dan tidak ingin ketinggalan teknologi, Enda rela menghabiskan malam demi malam di ru­angan laboratorium yang sunyi. Enda memberanikan diri untuk menyambangi rimba digital yang saat itu masih sangat asing baginya. Enda menjelajahi alam dunia maya tanpa berbekal peta. Ke mana kaki akan melangkah, di situlah jemari Enda me­nari di atas keyboard untuk mengetikkan alamat-alamat baru yang entah berisi apa.
Dengan telaten, Enda melahap informasi demi informasi, si­tus demi situs, dan, hasilnya, ia pun memperoleh banyak tambahan wawasan dan pengetahuan baru. “Saya terus saja browsing sana browsing sini sampai pagi. Setelah itu pulang untuk tidur. Malam berikutnya balik lagi seperti itu,” seloroh Enda mengenang masa-masa mudanya itu.
Tidak hanya di dunia maya saja Enda bergerak, di dunia nya­ta pun Enda terbilang militan. Ia tercatat sebagai seorang aktivis kampus dan dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil ITB. Saat itu, kondisi perpolitikan di Indonesia sedang bergolak menjelang runtuhnya rezim Orde Baru. Gejolak yang sama ternyata juga dirasakan oleh Enda, ia merasa bahwa menjadi seorang insinyur sipil bukanlah jalan hidup yang harus ia pilih.
Enda mengaku lebih tertarik dengan proses sosial hubungan antar manusia dan masyarakat. Maka, dengan tidak ragu lagi, Enda membaurkan diri ke dalam arus gelombang reformasi yang menginginkan negeri ini bergerak ke arah yang lebih baik. Men­jelang lengsernya Soeharto, yakni pada kurun 1997-1998, Enda termasuk anak bangsa yang berani mengepung Gedung DPR/MPR demi terwujudnya cita-cita perubahan.

“Kita punya keterbatasan untuk bertemu orang dan menerangkan apa sebenarnya ide kita, tapi begitu tulisan atau ide itu kita tuangkan dalam sebuah blog, maka ia akan menyebarkan dirinya sendiri.”

Perubahan yang didam­bakan itu akhirnya menjadi kenyataan pada Mei 1998. Orde Baru usai dan digan­tikan oleh era yang baru, era reformasi yang konon katanya adalah era kebe­basan. Ternyata benar, je­bolnya dinding tebal Orde Baru membuat gelombang kebebasan membanjiri ibu pertiwi, termasuk dalam aspek akses informasi.
Perlahan-lahan, inter­net mulai dikenal meski­pun masih banyak orang Indonesia yang tetap saja kukuh dengan kekolotan­nya, mereka alergi terhadap barang asing itu. Namun tidak bagi Enda, bahkan nalurinya seolah mengatakan bahwa inilah lorong yang diperlukannya untuk menggapai masa depan.
Hingga akhirnya, garis takdir mempertemukannya dengan sosok blog yang dianggapnya sangat fenomenal. Inilah media yang dibutuhkan Enda, media tanpa batas! Apalagi Enda sudah menggemari dunia tulis-menulis jauh sebelum mengenal internet. Bahkan, sedari usia SMP, Enda sudah punya kebiasaan menulis buku harian.
Berkaitan dengan dunia pena ini, Enda berpendapat bahwa blogging dapat meningkatkan kemampuan tulis se­seorang dengan sendirinya. Blogging juga sanggup untuk mengusung misi dan tujuan tertentu yang ingin disampai­kan dan dilihat banyak orang. Internet adalah tempat di mana kekuatannya berada pada sebuah dunia teks yang sangat luas. “Seorang blogger pada dasarnya adalah se­orang aktivis online,” tutur Enda.
“Kehadiran blog adalah peluang untuk menyingkirkan segala keterbatasan yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan informasi yang seluas-luasnya,” tegas Enda.
Lewat sebuah blog, lanjutnya, seseorang dapat mengisi blog-nya itu dengan segala konten yang dapat diakses oleh khalayak demi mencapai tujuannya.
“Kita punya keterbatasan untuk bertemu orang dan menerangkan apa sebenarnya ide kita, tapi begitu tulisan atau ide itu kita tuangkan dalam sebuah blog, maka ia akan menyebarkan dirinya sendiri,” terang Enda. Kekuatan blog di internet memang mahadahsyat, ia adalah kekuatan baru bagi konsep media sosial.
Ketertarikan pada dunia digital inilah yang menguat­kan hati Enda bahwa ia harus berani mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Enda menyatakan pensiun dari segala daya dan upayanya untuk menjadi seorang insinyur sipil dan memilih berkecimpung di alam semesta maya.
Petualangan Enda pada akhirnya sampai pada sebuah ti­tik manakala ia bekerjasama dengan Komunitas Langsat. Banyak kegiatan yang kemudian muncul, seperti acara “Obrolan Langsat” alias Obsat, sebuah diskusi sederhana yang mengulas berbagai fenomena di dunia maya. Bah­kan, berawal dari Obsat inilah akhirnya ketidakadilan yang menimpa Prita Mulyasari bisa dimunculkan ke permukaan dan menjadi booming di berbagai media.

“Internet adalah tempat di mana kekuatannya berada pada sebuah dunia teks yang sangat luas.”

Terakhir, masih bersama Komunitas Langsat, Enda terus mengembangkan proyek kreatifnya, www.SalingSilang.com. Portal ini merupakan situs partisipatif yang kontennya dibuat sendiri oleh para penggunanya sekaligus merupakan penggabungan dari beberapa situs tematik yang sebelumnya telah dikembangkan Enda dan Komunitas Langsat. Diharapkan, penggabungan ini akan memberi kemudahan untuk menciptakan kekuatan yang lebih besar dari para pengguna internet.
Demikianlah, Enda memulai dan tidak pernah berhenti memperjuang­kan apa yang telah menjadi obsesinya. Kini, Enda menikmati kehidupan bersama istri dan putri tercintanya di Taman Rasuna Apartemen Residence, Kuningan, Jakarta Pusat. Dari sanalah mungkin ide-ide baru yang selanjutnya akan bermunculan dari pemikiran kreatif Enda Nasution.
Aneka Nilai Pembangun Jiwa
“Jangan menyesal dan jangan pernah sekalipun menyalahkan lingkungan, menyalahkan takdir, atau bahkan mungkin menyalahkan Tuhan atas apapun yang terjadi pada diri kita.”
Enda Nasution merasa bahwa Tuhan tidak memberi­kan jalan hidup menjadi seorang insinyur kepadanya. Enda mengaku bahwa jiwa yang ada dalam dirinya sedikit banyak terbentuk akibat pengaruh dari beberapa bacaan yang ia gemari sejak masa SMA dan awal kuliah.
Asal tahu saja, di usia-usia rentan masa penemuan jati diri itu, Enda sangat menggemari karya-karya Umar Kayam dan Goenawan Mohamad. Dua tokoh terkemuka di Indonesia itu diakui Enda telah memberikan sumbang­sih yang tidak sedikit bagi proses pembentukan identitas dirinya.
Mangan Ora Mangan Kumpul karya Umar Kayam sangat Enda kagumi karena mengajarkan banyak falsafah hidup. Sedangkan Goenawan Mohamad “memberikan” Catatan
Pinggir kepada Enda yang perlahan tapi pasti telah membentuknya untuk lebih berjiwa humanis.
Enda juga sangat menaruh hormat kepada para kontributor di berbagai si­tus yang telah mengajarkan dan memberikan pengeta­huannya kepada masyarakat luas secara bebas dan tanpa pamrih.
Salah satu contoh, Enda menyampaikan kekaguman­nya kepada para pengisi dan penulis artikel di situs ensiklopedi gratis www.Wiki­pedia.com. “Si pembuat atau pengisi artikel di Wikipedia jarang disebutkan namanya. Bahkan, satu produk halamannya pun tidak bisa diakui sebagai produk seseorang karena semuanya berasal dari kontribusi banyak orang,” salut Enda untuk Wikipedia yang telah menyebarkan manfaat ke seluruh penjuru du­nia itu.
Enda melihat bahwa kontributor tulisan di Wikipedia adalah rombongan orang-orang yang menyebarkan ilmu dan pengetahuan dengan tulus dan nyaris tanpa pamrih. Itulah yang kemudian membuat Enda selalu mengagumi mereka yang dengan sukarela menyumbangkan karya demi orang lain. Enda angkat topi untuk orang-orang yang justru melewatkan dirinya sendiri untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Menurut Enda, dirinya hanyalah seorang yang suka mengalir saja dalam hidup. Ia cenderung spontan dalam mengambil keputusan. Enda mencontohkan, ketika dirinya diajak bergabung secara penuh di Komunitas Langsat dengan meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang profesional di sebuah perusahaan, Enda langsung saja
setuju. Baginya, melakukan pekerjaan yang ia sukai secara fulltime adalah sebuah tawaran yang tidak akan mungkin dapat ditolak kendati ia mungkin saja harus memper­taruhkan banyak hal.
Meskipun demikian, Enda selalu berpegang teguh pada prinsip bahwa setiap manusia harus dapat bertang­gung jawab atas apa yang telah dilakukan dan dipilihnya. Jangan menyesal dan jangan pernah sekalipun menyalah­kan lingkungan, menyalahkan takdir, atau bahkan mung­kin menyalahkan Tuhan atas apapun yang terjadi.
“Begitu gagal atau mengalami sebuah tragedi, ser­ingkali kita mencari kekuatan dan kenyamanan justru di dalam pembenaran-pembenaran yang dibungkus dengan sikap menyalahkan pihak lain,” tutur Enda. Menurutnya, sikap pengecut seperti itu justru membuat seseorang tidak akan pernah dapat belajar dan mengambil hikmah dari situasi atau kegagalan yang pernah menimpa.
Enda Nasution mempunyai catatan tersendiri ten­tang perkembangan dunia maya di tanah air. Na­mun, Enda yakin bahwa semakin banyak pengguna internet di Indonesia akan berdampak positif bagi perkembangan dan kemajuan negeri ini. Enda menggaris­bawahi bahwa konsep komunikasi dua arah yang terjadi lewat internet secara tidak langsung akan membawa per­satuan bangsa ini menjadi semakin kuat.
“Semakin banyak dan semakin aktif orang Indonesia menggunakan internet untuk berbicara satu sama lain, berbicara terbuka dan transparan, maka tentu dampaknya akan baik bagi Indonesia secara keseluruhan,” tegas Enda seraya menambahkan, “Dulu, yang strategis itu in­dustri pesawat terbang karena untuk menyatukan seluruh pulau-pulau secara fisik, tapi justru ide kebangsaan sebe­narnya bisa didapat dan dicapai ketika kita semua saling berinteraksi lebih intens satu sama lain.”
Enda mengharapkan agar di masa yang akan datang, panduan berinternet yang baik dapat dimasukkan ke kuri­kulum pendidikan dasar. Dengan begitu, anak-anak dan generasi muda di negeri ini memiliki bekal yang cukup untuk menggunakan fasilitas internet dengan bijak demi kemajuan diri dan bangsanya.
Enda juga menyayangkan karena Indonesia belum memiliki perencanaan yang baik untuk mengembangkan jaringan internet. “Dari Sabang sampai Merauke berapa banyak sih yang sudah terjangkau oleh akses internet? Berapa orang? Di Indonesia, kita tidak punya blue print berapa banyak yang harus ditingkatkan untuk dapat di­jangkau internet,” keluhnya. Enda menambahkan bahwa negeri tetangga, Malaysia, ternyata sudah memiliki blue print tentang perkembangan jaringan broadband internet dari waktu ke waktu di negara itu.
Khusus untuk para blogger di tanah air, Enda mengharapkan agar mereka dapat lebih jeli dalam menggali aneka ragam kearifan lokal yang ada di daerah masing-masing. “Yang pasti, di Indonesia, dunia online peluangnya masih sangat banyak bagi mereka yang agak mau bekerja keras,” kata Enda yang lantas menambah­kan, “Dari sisi konten saja, masih banyak yang belum ter­sedia, misalnya informasi lengkap tentang daerah, travel­ling, makanan, kesehatan, obat alternatif di daerah lokal, dan lain-lain.”
Enda menekankan bahwa sudah ada atau tidaknya se­buah tema konten blog seharusnya tidak dijadikan alasan oleh para blogger untuk tidak terus berkarya. Pada intinya, konten yang belum tersentuh adalah sebuah peluang, demikian pula dengan konten lain yang mungkin telah disajikan, karena hal itu masih dapat berpeluang untuk dibuat yang lebih lengkap dan lebih baik lagi.
Akhir kata, Enda berpesan kepada blogger se-Indone­sia supaya jangan pernah menyerah dan berhenti berkarya, serta perbanyak interaksi dengan bermacam komunitas untuk meningkatkan jaringan dan pengetahuan kita. “Peluangnya masih banyak, jangan khawatir sudah kepenuhan, dan banyaklah bergaul di komunitas-komunitas,” pungkas Enda.
Dalam episode kehidupan Enda Nasution, ada hal-hal terpenting pada karakter dirinya yang kemudian mengantarkan Enda hingga akhirnya mampu mencapai level seperti sekarang ini. Enda adalah seorang yang memiliki keyakinan kuat atas apa yang telah ia percayai.
Coba bayangkan, apa jadinya jika di masa mudanya dulu Enda ternyata memilih jalan hidup untuk menjadi seorang insinyur? Apa yang bakal terjadi jika Enda ke­mudian berpikir logis dan berkeputusan untuk bergelut dalam bidang teknik sipil sesuai dengan disiplin ilmu dan ijazah yang ia peroleh dari ITB? Apabila semua itu terjadi, mungkin kita tidak akan pernah mengenal Enda Nasution sebagai Bapak Blogger Indonesia.
Sejak awal bersinggungan dengan dunia maya, Enda berkeyakinan kuat bahwa internet beserta segala yang termuat di dalamnya, tentunya termasuk blog, adalah ujung tombak masa depan. Enda melihat bahwa internet akan mampu mengubah seluruh segmen kehidupan ma­nusia menjadi lebih mudah. Oleh karena itu, Enda tidak pernah ragu untuk berbelok arah menjadi seorang pegiat internet, dan mengabaikan peluang yang mengarahkan­nya untuk menjadi insinyur.
Enda yakin bahwa hanya dengan berbekal cara ber­pikir kreatif, ia dapat menangkap peluang di dalam inter­net sebagai media untuk meraih apa yang ia dambakan. “Kreatif adalah mengkombinasikan pengetahuan dan informasi dari segala bidang untuk menjadi sebuah ide baru,” ujarnya.
Selain itu, Enda adalah seorang yang tidak pelit untuk berbagi. Ia dengan senang hati akan membagi pengeta­huan dan ilmu yang dimilikinya dengan siapa pun. Artikel “Apa itu Blog?” yang ditulis sendiri oleh Enda merupakan salah satu wujud nyata bahwa ia tidak ragu untuk me­nyebarkan apa yang diketahuinya kepada orang banyak. Enda memungut tiap-tiap butir informasi tentang blog yang terserak di luasnya alam maya.
Dengan tekun, sabar, dan teliti, ia mengumpulkan dan merangkai hal-ihwal mengenai blog dari berbagai situs yang sebagian merupakan situs buatan orang luar negeri. Rang­kaian informasi yang telah dike­mas dengan cukup matang dalam bahasa Indonesia itu, lantas ia berikan dengan penuh keikhla­san kepada semua saudaranya sebangsa dan setanah air. Tanpa disangka-sangka, tulisan “Apa itu Blog?” tersebut justru menjadi bahan wajib bagi orang-orang ingin tahu atau bergelut di dunia blog.
Enda pun rajin berkampanye untuk menjelaskan ten­tang manfaat blog bagi orang lain dan diri sendiri. Semangat dan sifat Enda yang suka memberi dan bertukar informasi kepada semua orang ini juga pernah ia wujudkan dengan membuat situs Pemilu 2004 dan situs berbahasa Inggris yang menyediakan tentang semua informasi tentang ben­cana alam di Indonesia.
Tidak mengherankan apabila kemudian Enda me­naruh respek terhadap para pegiat Wikipedia yang mem­berikan ilmunya secara gratis. Enda melihat bahwa kebe­saran yang diperoleh Wikipedia sekarang ini justru tidak lepas dari kebijakan mereka yang menggratiskan infor­masi yang telah mereka himpun.
“Jika tidak diberikan secara gratis, mungkin (Wikipe­dia) tidak akan sebesar sekarang,” timpal Enda. Apa yang Enda rumuskan itu tampaknya memang benar. Mereka yang ikhlas memberi justru akan mendapat imbalan yang bahkan tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya. Itu­lah sosok Enda Nasution, sosok yang rela memberi tanpa harus menerima, karena ia punya kekuatan untuk sebuah keyakinan.

http://www.sherlomes.com/

Jumat, 13 Juli 2012

PUISI " Idealnya Seorang Pemuda"

Dia pribadi yang muslim/ Berhati emas, berpotensi prima
Yang dikala damai/ Anggun penaka kijang dari padang perburuan
Perkasa bak harimau kumbang/ Dia perpaduan manis empedu
Satu kali dengan kawan/ Lain kali dengan lawan
Yang lembut dalam berbahasa/ Yang teguh membawa suluh
Angannya sederhana/ Citanya mulia/ Tinggi keutamaan dalam hati
Tinggi budi, rendah hati/ Dialah sutera halus di tengah sahabat tulus
Dialah baja/ Di tengahnya musuh durhaka
Dia ibarat gerimis atau embun tiris/ Yang memekarkan bunga- bunga
Yang melambaikan tangkai- tangkai
Dia juga puting beliung/ Yang melemparkan ombak menggunung
Yang mengguncangkan laut ke relung- relung
Dialah gemercik air di taman sari, asri
Dia juga penumbang segala belantara/ Segala sahara
Dialah pertautan agung imam Abu Bakar
Perkasa Ali/ Papa Abu Djar/ Teguhnya Salman
Mandirinya di tengah masa yang bergoyang
Ibarat lentera ulama di tengah gulita sahara
Dia pilih syahid fi sabilillah atas segala kursi dan upeti
Dia tentang tidak kuffar/ Pola aniaya dimana saja
Maka nulainya pun membumbung tinggi
Harganya pun semakain tak terperi
Maka siapakah yang sanggup membelinya
Kecuali Rabbnya ??

#kutipan : Muhammmad Iqbal _

Rabu, 04 Juli 2012

WHAT I'VE DONE OH GOD ?

assalamu'alaikum w,,,w,,,
sudah 3 tahun berlalu di negeri orang, mengenyam pendidikan dengan tujuan yang baik.
tapi sekarang aku bertanya pada diriku.
"apa yang telah ku peroleh dari selama itu???"

aku sering jatuh, terpuruk, dan bangkit lagi.
baru semalam aku terhempas lagi hingga rasanya aku sulit membuka mata dan pikiran ini.
dan hari ini aku kembali mendongakkan kepala ku.
terbayang di kepala ku wajah kedua orangtua ku,
wajah adik- adik ku,
kakek dan nenek ku,
guru- guru ku,
serta teman- teman ku.

apa yang telah ku perbuat selama ini, dan apa yang telah ku peroleh selama ini.

ini halaman pertama ku.

aku adalah orang yang benar- benar sadar !